Efek Samping KB Pada Wanita: apa yang perlu kamu ketahui?

Oleh  : TRI ANGGELLYCHA

S1 KEPERAWATAN 2A

Universitas Imelda Medan



Kontrasepsi atau KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu cara untuk mengatur kehamilan. Meskipun bermanfaat, beberapa jenis KB dapat menimbulkan efek samping. Artikel ini akan membantu kamu memahami efek samping KB, cara mengelolanya, dan kapan harus berkonsultasi ke dokter.





1. Apa Itu KB?
KB adalah metode untuk mencegah kehamilan yang terdiri dari dua jenis utama:
1.KB Hormonal: Pil KB, suntik, implan, dan IUD hormonal.
2. KB Non-Hormonal: IUD non-hormonal, kondom, dan metode alami seperti kalender.

Alat/metode KB adalah berguna untuk program keluarga berencana, namun
individu yang berbeda sesuai dengan keluarga yang berbeda alat/metode perencanaan.
Saat membuat keputusan memilih keluarga berencana alat/metode, setiap individu harus
memikirkan apakah alat/cara KB tersebut cocok untuk digunakan sendiri (Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2019) karena mereka memiliki kekuatan dan kelemahan
yang berbeda tergantung pada individu. Pemilihan dari alat/metode keluarga berencana
juga erat terkait dengan keluarga berencana yang tersedia jasa. Oleh karena itu, keluarga
berencana yang berkualitas layanan berkontribusi pada penerimaan kontrasepsi dan
kepuasan pengguna.



2. Efek Samping Umum KB Hormonal
Beberapa efek samping yang sering dirasakan wanita saat menggunakan KB hormonal:
- Gangguan Haid: Haid tidak teratur atau berhenti total.
- Kenaikan Berat Badan: Beberapa wanita mengalami perubahan berat badan akibat hormon.
- Mual atau Pusing: Terutama saat awal penggunaan.
- Perubahan Mood: Seperti mudah marah atau depresi.
- Jerawat: Hormon dalam KB bisa memengaruhi kondisi kulit.

Siswosudarmo (2007) menyebutkan bahwa dengan penggunaan Suntik Hormonal menyebabkan ketidakseimbangan hormon, membuat dinding endometrium yang semakin menipis  hingga  menimbulkan  bercak  perdarahan.  Efek  pada  pola  haid  tergantung  pada lama  pemakaian.  Perdarahan  intermenstrual  dan  perdarahan  bercak  berkurang  dengan jalannya   waktu,   sedangkan kejadian   amenore   bertambah   besar.   Perdarahan   bercak merupakan  keluhan  terbanyak,  yang  akan  menurundengan  makin  lamanya  pemakaian tetapi sebaliknya.




3. Efek Samping KB Non-Hormonal
- Nyeri atau Iritasi: Misalnya, pada IUD non-hormonal.
- Infeksi: Jika tidak dipasang dengan benar.
- Ketidaknyamanan Saat Hubungan: Beberapa wanita merasa terganggu.


4. Cara Mengelola Efek Samping KB
Untuk memastikan apakah benar keluhan anda saat ini disebabkan oleh efek samping KB atau bukan, maka sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan evaluasi mengenai kondisi anda saat ini. Setelah ditentukan apa penyebab munculnya keluhan, barulah dapat ditentukan apa terapi / tindakan yang sesuai.

Sementara ini, selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang dapat anda coba lakukan sendiri seperti :

- Mengonsumsi makanan yang bergizi cukup dan seimbang setiap harinya
- Mendapatkan istirahat yang cukup minimal 6-8 jam perhari
- Melakukan olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari
- Menghindari rokok dan minuman beralkohol
- Menghindari stres berlebih
- Memperpanjang waktu untukforeplay
- Menggunakan pelumas saat berhubungan intim
- Hindari mengonsumsi obat-obatan apapun terutama obat hormonal tanpa anjuran yang jelas dari dokter.


5. Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar efek samping KB bersifat ringan dan akan membaik seiring waktu. Namun, ada kondisi tertentu yang membutuhkan perhatian dokter. Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika kamu mengalami:  

1. Pendarahan Berat atau Tidak Biasa  
   - Jika darah yang keluar sangat banyak atau terjadi di luar jadwal haid, ini bisa menjadi tanda masalah yang perlu diperiksa lebih lanjut.  

2. Nyeri Parah di Perut atau Dada  
   - Nyeri hebat di perut bagian bawah dapat menunjukkan adanya gangguan, seperti infeksi atau masalah dengan alat KB.  
   - Nyeri di dada atau kesulitan bernapas harus diwaspadai karena bisa berhubungan dengan kondisi serius, seperti penyumbatan pembuluh darah.  

3. Perubahan Mood atau Depresi Berat  
   - Jika merasa sangat sedih, mudah marah, atau kehilangan semangat secara berlebihan, ini bisa menjadi pengaruh hormon dari KB yang perlu diatasi dengan bantuan ahli.  


Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulan sebagai berikut: 
 Hampir seluruh akseptor KB suntik 3 bulan mendapati efek samping (spotting) dan sebagian besar memutuskan untuk tetap menggunakan KB suntik 3 bulan serta efek samping (spotting) tidak ada hubungan dengan kelangsungan penggunaan KB suntik 3 bulan.
 Saran untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian dengan faktor efek samping yang lain terhadap kelangsungan penggunaan KB suntik 3 bulan sehingga angka kejadian drop out pada KB suntik 3 bulan tidak meningkat. 

Sumber:
Harini, R. (2010). Perbedaan Pengaruh Pemakaian
Kontrasepsi Suntik (Cyclofem Dan
Depoprogestin) Terhadap Peningkatan
Tekanan Darah Pada Wanita Usia Subur Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pakisaji Malang.
Jurnal Keperawatan.


Komentar